Rumput
Zoysia terdapat lima spesies, namun tiga yang banyak digunakan untuk
lansekap, terutama untuk lapangan golf dan lapangan sepak bola. Yang terkenal adalah Zoysia japonica atau rumput manila (Zoysia
matrella). Spesies ini dibedakan berdasarkan kecepatan pertumbuhan,
tekstur dan toleransinya tumbuh pada suhu rendah. Rumput jenis zoysia tumbuh cepat, bertekstur sedang dan toleran terhadap suhu rendah. Varietasnya
yang paling banyak ditanam adalah Meyer. Varietas Emerald yang merupakan
hasil perkawinan antara Z japonica dengan Z. Tenuifolia sangat rapat,
berwarna hijau tua dan membentuk hamparan yang indah.Akan tetapi semua keindahan rumput tergantung dari tingkat perawatannya.
“Di Indonesia, umumnya masalahnya cuma soal perawatan. Kita hanya bisa membuat, tapi sudah jadi perawatannya bagaimana, tidak dipikirkan.
Di Indonesia, banyak lapangan bagus akhirnya rusak karena penggunaan yang serampangan; Lapangan pertandingan, dipakai juga untuk latihan, selain itu lapangan sepakbola menjadi venue acara di luar olahraga, seperti konser musik, atau kampanye partai politik, tanpa penanganan khusus.
Seharusnya lapangan pertandingan dipakai hanya untuk pertandingan, bukan untuk latihan. Sehingga saat digunakan, kualitas rumput dan permukaan lapangan masih bagus. Intinya, rumput butuh bernafas dan tidak bisa diinjak terus menerus.
Di Eropa, atau negara yang maju fasilitasnya sepakbolanya, lapangan latihan dan lapangan pertandingan, dipisahkan. Lapangan pertandingan dengan tribune megah, dikelilingi lapangan-lapangan untuk latihan di sekitarnya. Atau, bila tempatnya terpisah dengan lapangan utama, tempat latihan klub dipusatkan di pinggir kota, dengan sejumlah lapangan terhampar.
“Rumput lapangan butuh waktu istirahat. Kalaupun dipakai untuk latihan dan pertandingan, tetap harus ada jeda pemakaian, untuk perawatan. Seperti penyiraman, dan pemberian pupuk.
Di luar negeri, perawatan lapangan terutama yang diperuntukkan untuk pertandingan, dirawat serius, kata Dedhi yang juga anggota The International Association for Sports and Leisure Facilities (IAKS). Sebab dengan kualitas lapangan yang baik, sponsor pun mengalir. Mereka masuk memasang banner dan media iklan lain, sehingga menjadi pemasukan bagi klub, atau pengelola lapangan. Tapi situasinya tentu berbeda, bila lapangan terlihat kering, botak-botak atau banyak genangan air.
Media tanam juga menentukan kerasnya lapangan. Bila yang dipakai tanah, maka dipastikan, lapangan rentan menjadi keras. Terutama di musim kemarau, atau bila tidak dilakukan penyiraman rutin. Sebab itu, stadion-stadion nomor satu selalu menggunakan media tanam pasir.
Di luar itu, perbedaannya memang hanya soal perawatan. Mana yang lebih serius, atau sekadarnya, atau asal-asalan. Dari segi rumput, jangan bilang rumput yang dipakai di stadion-stadion Eropa lebih bagus dari rumput di Indonesia. Rumput yang dipakai di Eropa karakteristik daunnya lebih lemas. Iklim yang ekstrem juga membuat biaya perawatan lebih mahal. Saat cuaca dingin, misalnya, rumput diberi penghangat berupa jejeran lampu yang dipasang kurang lebih 1 meter dari atas permukaan lapangan. Di Indonesia, rumput tak perlu diberi penghangat.
Biar warnanya lebih menarik, terutama di layar televisi, rumput juga dipoles cat khusus.” Itu permainan cat. Kalau di Indonesia hanya dengan cara membuat pola dengan teknik memotong rumput,” kata Dedhi. Dari segi broadcast, kondisi lapangan bisa menambah daya tarik orang menyaksikan pertandingan. Terutama di televisi, lapangan jadi terlihat indah, dan bagi atlet atau pelatih.
UNTUK INFO HARGA ANEKA MACAM RUMPUT BISA HUBUNGI SAYA KLIK DISINI 👇 www.rumputtamanmalang.com
Atau telpon 👇
Nama HARIYONO
Hp. 085334427496 ( telpon )
Hp. 085851472116 ( whatsap + telpon )
Mantap...kami butuh yg tahan injakan
BalasHapus